Kamis, 18 Oktober 2012

Radang usus buntu akut kalau tidak di operasi gimana dok ?

Ruang praktek bedah _ dokter ramzi spb | Radang usus buntu ( appendisitis ) akut | jika tidak di operasi segera gimana dok ? Ini adalah pertanyaan yang lazim dan sering ditanyakan ke pada dokternya oleh pasien yang telah di vonis atau di diagnosa dengan peradangan akut usus buntu.Sering akibat pernyataan seorang dokter bedah yang seperti petir di siang bolong membuat pasien panik dan bahkan ketakutan ketika dinyatakan bahwa tindakan terbaik untuk peradangan akut pada usus buntu adalah operasi appendektomi atau mengangkat jaringan usus buntu tersebut.




omentum yang di reseksi

Apapun pernyataan dokter untuk memberikan pernyataan bahwa operasi usus buntu adalah yang paling baik dan paling akurat.Namun semua keputusan terhadap diri penderita adalah hak pasien juga untuk memutuskan menerima atau menolak untuk di lakukan tindakan operasi.Secara pribadi saya selalu akan menawarkan kepada pasien untuk berembuk dengan keluarga terdekat terlebih dahulu.Sebab tindakan operasi adalah tetap tindakan beresiko yang meskipun saat ini kemungkinan untuk munculnya resiko semakin bisa di perkecil dengan semakin meningkatnya fasilitas penunjang operasi dan anestesi.Sehingga setiap resiko yang akan muncul sudah bisa di prediksi sebelumnya.



appendisitis kronis

Mungkin sebelum hal yang menakutkan ini datang ada baiknya kita mengetahui sedikit apa kemungkinan yang akan terjadi jika sikap yang akan kita ambil terhadap penyakit radang akut usus buntu tersebut.Jadi nasib peradangan usus buntu ini jika tidak di operasi ada 4 kemungkinan yang akan terjadi :

1. Dengan pemberian obat oral atau injeksi seperti anti biotik dan pengurang nyeri maka penyakit ini dapat sembuh sempurna , namun ini hanya sekitar 10 % dari seluruh kasus .

2.  Menjadi radang usus buntu yang menahun atau disebut kronis , disaat mendapat obat nyeri reda namun tidak hilang sempurna karena nyeri masih terasa meski sedikit dan dapat melakukan aktifitas biasa namun nyeri masih sering datang - datang . Jadi nyeri ini tidak pernah hilang sama sekali. Nyeri biasanya muncul setelah penderita melakukan aktifitas yang berat , letih yang hebat atau keadaan daya tahan tubuh mulai menurun , maka peradangan dengan kuman yang terlokalisir akan kembali bangkit dari tidurnya .

Terkadang nyeri itu muncul setelah peradangan mereda dan terjadi penyembuhan pada daerah usus yang mengalami infeksi sehingga jaringan menyembuh dalam keadaan melenket atau menempel pada jaringan lain sehingga setiap pergerakan pangkal usus buntu maka jaringan yang menempel akan tertaring berulang-ulang dan hasil akhirnya akan menimbulkan nyeri regang yang hilang timbul . kondisi seperti ini mesti memerluka tindakan operasi untuk melepas perlengketan tersebut.

3. Jika berlanjut infeksinya maka akan terjadi bocor kecil , kondisi seperti ini akan di jaga atau di lokalisir oleh omentum atau jaringan pelindung rongga perut , usus besar dan kecil , peritoneum dan organ organ terdekat lain.Kondisi seperti ini akan menyebabkan terbentuknya abses apabila dilakukan pemberian anti biotik dan mengalami penyembuhan maka terbentuk jaringan fibrotik yang keras dari jaringan penyembuhan . Sementara kondisi aman namun pada perut sebelah kanan penderita akan terbentuk massa yang keras dengan pemberian anti biotik yang lama dan istirahat total di tempat tidur kondisi ini masih bisa membaik namun setelah nyeri , deman dan sel darah putih atau leukosit berkurang maka pilihan operasi tetap harus di lakukan sebagai pilihan terbaik .

Jika tidak di lakukan maka sering terjadi sakit dan demam yang berulang-ulang dan lebih sering lagi di sertai gembung dan sulit buang air besar akibat usus yang menempel dan perlengketan di daerah peradangan usus buntu tersebut menyebabkan gangguan aliran usus atau di sebut gangguan pasase usus.

Jadi pilihan operasi pada kasus ini adalah yang terbaik dilakukan setelah kondisi infeksitelah mereda , namun perlu di ingat bahwa operasi pada kasus seperti ini tentu lebih sulit dan memerlukan sayatan operasi yang lebih luas bahkan laparotomi insisi mungkin lebih menjadi pilihan untuk dilakukan , sehingga resiko operasi juga akan menjadi lebih besar.

4. Terminasi atau akhir dari kelainan ini adalah infeksi tidak bisa di kontrol sehingga terjadi infeksi yang luas pada seluruh rongga perut , pasien mengalami nyeri hebat , deman tinggi , sepsis atau infeksi yang sudah menyebar pada seluruh tubuh disertai dengan peninggian sel darah putih sampai diatas 20.000 per lapangan pandang . Pasien dapat syok dan lemah , tidak ada selera makan bahkan di sertai muntah .

Kondisi seperti ini tidak ada pilihan lagi ini harus dilakukan operasi segera sebab jika kondisi seperti ini di biarkan akan berakibat fatal bagi pasien.Tindakan operasinya adalah emergensi dengan resiko operasi yang paling besar . Sayatan operasi juga harus besar karena kita akan mencari dan mengekspos seluruh daerah untuk bisa di cuci dan dibersihkan semua kotoran yang ada di rongga perut sebab keberadaan kotoran yang sedikit saja dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.

Jadi kalau boleh di katakan tidakan ini tidak bisa tidak harus dilakukan meski resikonya juga sangat besar.Tidak ada pilihan lain jika telah sampai pada infeksi seluruh lap perut ini atau di sebut diffuse peritonitis.

Nah sekarang semua kembali kepada pasiennya mau memilih diposis mana ... baru setuju untuk di tindak...semoga ini bisa menjadi bekal kita untuk memutuskan apa yang akan di lakukan jika berurusan dengan penyakit yang satu ini ..

3 komentar:

  1. Good tq ya...iistri sy di vonis usus buntu kronis, tetapi masih takut untuk di operasi. Semoga artikel ini bermanfaat buat meyakinkaan istri saya. Tq

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih dan salam kenal ya mas azid semoga bermanfaat ...

      Hapus
  2. Perut sebelah kanan saya sering sakit , tapi untuk pergi mengunjungi dokter pun saya sudah takut sekali 😭😭😭😭

    BalasHapus

leave a comment please..