Minggu, 27 Oktober 2013

Jika betis anda bengkak dan sakit secara tiba-tiba ...hati - hati mungkin itu DVT

Ruang praktek bedah - dokter Ramzi SpB | Deep Vein Thrombosis ( DVT ) | Merupakan penyakit pada tungkai bawah akibat sumbatan atau thrombus pada vena dalam . Banyak faktor dapat sebagai faktor yang memperberat kemungkinan munculnya penyakit ini seperti  mengadakan perjalanan jauh dengan pesawat atau bus yang mana selama perjalanan tersebut kedua tungkai sulit di gerakkan dan sangat dirasakan di pesawat yang tempat duduknya sempit seperti banyak pesawat di indonesia kelas ekonomi atau low cost sehingga buat menggerakkan pergelangan kaki dan betis saja sulit luar biasa dan lutut kita langsung bersentuhan dengan kursi penumpang di bagian depan. Penyakit berat yg dialami penderita sehingga penderita harus berbaring untuk waktu yang lama . Orang tua yang lama terbaring .Penderita kanker dan post operasi yg berat . Penderita pasang gips dan traksi yg lama . Orang hamil dan paska melahirkan . Orang dengan golongan darah O ternyata secara statistik memiliki kecenderungan lebih besar untuk menderita DVT.

Seperti telah di jelaskan sebelumnya bahwa ,Deep Vein thrombosis merupakan suatu proses pembekuan darah atau sering disebut thrombosis yang terjadi pada vena dalam . dimana kejadian ini terjadi secara mendadak setelah penderita melakukan perjalanan yang jauh sampai berjam-jam dan kaki selalu terjuntai di bawah . Hal ini kerap terjadi pada orang yang melakukan perjalanan jauh naik pesawat yang tempat duduknya sempit sehingga kaki sulit di gerakkan atau di geser apalagi untuk mengangkat kaki jelas malu dan tidak etis buat dilihat oleh penumpang yang lain.

Begitu juga bagi orang yang mengalami sakit yang memerlukan prosedur rawat inap baik berupa penyakit yang kronis atau pasien yang baru dilakukan operasi besar sehingga mesti dirawat lama dirumahsakit . Pasien seperti ini juga berpotensi untuk menderita DVT karena aliran darah yang melambat akibat rendahnya mobilitas . Dimana pasien akan jarang sekali menggerakkan anggota badannya  terutama ekstremitas bawah atau tungkai bawah. Akibatnya darah bergerak naik secara lambat dan penyakit yang muncul karena aliran lambat adalah terbentuknya gumpalan – gumpalan bekuan darah yang berakhir dengan thrombosis.

Bekuan yang terjadi vena-vena superfisial atau vena luar akan menyebabkan pelebaran dari vena-vena luar dan sering di sebut dengan varises dari berbagai tingkatan . Namun masalah yang berat akan mengancam jika yang mengalami thrombosis adalah vena-vena bagian dalam . Vena dalam di sini maksudnya adalah vena yang berada di bawah lapisan fascia seperti didalam otot. Kaki penderita akan mengalami bengkak dan sakit yang hebat secara tiba-tiba.

Kejadian DVT di dunia cenderung meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun akibat kemajuan technology yang membuat aktifitas berjalan dan menggerakkan tungkai bawah dan betis semakin berkurang seperti aktifitas di kursi yang nyaman saat bekerja di depan komputer dan dilakukan bejam-jam , mengendarai mobil yang telah menyediakan layanan matic sehingga tidal perlu menekan pedal clos untuk menaik dan menurunkan gigi.

Secara kasat mata dapat kita kenali dan ketahui berupa rasa nyeri dan sering pegal jika melakukan perjalan singkat , kebas dan kesemutan serta bengkak pada betis , permukaan kulit betis cenderung tegang dan licin serta sedikit mengkilat hal ini dapat kita bandingkan dengan sisi sebelahnya. Warna betis dan tungkai bawah bisa berwarna kemerahan dan hangat .


kulit kaki tegang , merah dan sakit , bengkak dan ada riwayat setelah melakukan perjalanan jauh.

PATOFISIOLOGI

Terjadinya trombosis pada vena dalam menurut tn rudolf virchow  yang sangat dikenal dengan trias virchow adalah karena  :

1.    Aliran darah yang lambat seperti yang sudah disampaikan di atas baik karena  proses rawat inap yang lama , perjalanan yang jauh , pekerjaan yang statis dan lain-lain sebagai penyebab aliran darah menjadi lambat , merupakan permasalahan yang mesti di pikirkan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya DVT.

Faktor-faktor yg ada di dalam darah seperti komponen pembekuan darah yang berlebihan atau di sebut throbositosis , prosen infeksi yang berlangsung jangka panjang dimana terjadi peninggian kadar leukosit , komponen – komponen darah yang lain , penyakit – penyakit diabetes , hiperlipidemia , merokok , hypercholesterolemia dll akan menyebabkan darah menjadi  kental dengan viscositas yang meningkat . Keadaan ini tentu akan menyebabkan terjadinya trombosis dengan mudah apalagi jika faktor-faktor pembekuan yang meningkat.

Faktor dinding pembuluh darah juga tidak sedikit menyebabkan terjadinya DVT , rusaknya intimal dinding  pembuluh darah  oleh berbagai sebab akan menyebabkan faktor pembeku mudah membentuk pembekuan dan aliran berputar yang sering di sebut suatu aliran turbulensi. Kelainan bentulk pada katup akan menyebabkan aggregat akan mudah  menempel pada dinding dan selanjutnya membentuk trombus yang secara cepat akan menutup secara luas diameter lumen pembuluh vena.

ANATOMI
Perlu  kita mengetahui secara anatomis bahwa pembuluh darah terdiri atas arteri , vena dan kelenjar limfe . DVT adalah proses penyakit yang terjadi pada pembuluh vena yang secara anatomis terdiri dari 3 lapisan atau tunika yaitu tunika adventitia , tunika muskularis dan tunika intima. Secara umum dinding pembuluh vena jauh lebih tipis dari pada dinding pembuluh arteri.

Setiap pembuluh tersebut bekerja menurut sistim sendiri . Mesti kita pahami mekanisme kerja arteri mengalirkan darah adalah melalui tekanan oleh otot jantung , dimana melalui perbedaan tekanan tersebut akan terjadi pergerakan atau aliran darah dari jantung ke sebagai sentral ke arah pinggir atau perifer di semua organ tubuh.

Pada vena sistem pergerakan aliran darah tentu jelas berbeda dengan arteri . Disini peranan jantung sudah tidak ada lagi , lalu apa yang akan menggerakkan darah dari bawah ke atas ?  Aliran ini jelas melawan grafitasi sehingga secara logika jelas akan menyulitkan kecuali darah yang dari kepala . Secara otomatis tentu aliran dari kepala akan lancar namun aliran dari kaki jelas sulit untuk naik ke jantung kembali kecuali kaki ditinggikan atau kaki di tekan dengan alat kompressi.

Aliran darah untuk balik ke atas memerlukan sistim khusus berupa katup-katup yang terbentuk pada dinding vena dengan jumlah yang bervariasi. Begitu juga kontraksi  otot – otot yang ada di sekitar sistim vena memiliki keterlibatana secara langsung untuk memompakan darah vena ke atas terutama otot di daerah betis.
Vena saphena magna memiliki katub kira-kira 15 buah , vena saphena parfa dengan 8 katup , vena popliteal dengan 2-3 katup , vena femoral dengan 2-3 katup . vena cava inferior justru tidak memiliki katup. Vena pada ektremitas bawah dapat di bedakan atas 3 macam yaitu vena superfisial yang berada di atas fascia yang terdiri atas vena saphena magna . vena saphena parfa , vena – vena tributaries . kemudian ada vena perforantes yang merupakan vena-vena penghubung antara vena dalam dan vena luar . dan yang terakhir adalah vena dalam yang kerap berada berdampingan dengan arteri . Sering vena dalam ini berpasangan disisi kanan dan kiri arteri.

FAKTOR RESIKO

  Usia lebih dari 40 tahun
  Penyakit keganasan
  Obesitas
  Adanya varises
  Sejarah DVT pada keluarga
  Tindakan bedah lebih dari 30 menit
  Kelumpuhan
  Obat kontrasepsi
  Terapi hormonal
  Kehamilan dan post partum
  Penyakit berat
  Adanya kelainan koagulasi darah

PENATALAKSANAAN

  Falsafah pengobatan thrombosis adalah harus aman dan efektif
  Golongan utama obat anti thrombosis: zat anti trombolitik, anti koagulan dan anti agregasi trombosit
  LMWH (low molecular weight heparin)
  3 hal yang perlu diperhatikan pada tatalaksana DVT: pecegahan, pengobatan dan perawatan bedah
  Pemberian obat anti koagulan dan atau terapi trombolitik
  Trombosis dirawat sebagai akut bila permulaan gejala kurang dari 10 hari
  Antikoagulan heparin, LMWH dan warfarin merupakan tatalaksana utama tromboemboli
  Terapi tromboemboli vena

PEMBEDAHAN

.  Ligasi vena:
  mencegah komplikasi emboli paru
.  Trombektomi
  mengurangi gejala pasca flebitik, mempertahankan fungsi katup, mencegah terjadinya komplikasi seperti ulkus stasis pada tungkai bawah dan mencegah terjadinya emboli paru
  Femorofemoral graft
  by pass vena iliaka serta cabangnya yang mengalami thrombosis
  Saphenopopliteal by pass
  Dilakukan bila rekanalisasi pada thrombus vena femoralis tidak terjadi 


DVT PADA KASUS ORTHOPEDI

  Pada kasus-kasus orthopaedi seperti penyakit, trauma, dan terapi bedah atau penggantian sendi panggul
 dan sendi lutut banyak terdapat predisposisi adanya tromboembolisme vena
  DVT dikatakan sebagai 90% penyebab emboli paru
  Studi di Pensylvannia pada 1996 pada 126 tungkai yang dilakukan pemeriksaan venografi, sekitar 30%
 terdapat thrombus pada distal lutut yang dilakukan total hip arthroplasty dan terdapat 71% dari 134
 ekstremitas yang dilakukan total knee arthroplasty. 

Keyword tag : ruang praktek bedah - dokter ramzi spb , mengenal  DVT , Tanda - tanda DVT , Apa yang dilakukan jika Anda mengalami DVT , penyebab DVT , penanganan kasus thrombosis vena dalam , penanganan komprehensif thrombosis vena dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave a comment please..