Ruang Praktek Bedah -Dokter Ramzi SpB | Mengenal Hipertensi porta dan penanganannya | Jika mereview kembali di saat kami sebagai dokter muda di bagian penyakit dalam RS Pirngadi medan sekitar tahun 1993 , sangat sering kita menjumpai di ruangan perawatan tersebut pasien dengan Gangguan fungsi hati seperti kanker hati atau lazim di sebut hepatoma , hati yang mengecil atau disebut juga dengan cirrhosis hepatis , mata mengalami warna kuning atau ikterus , perut dan badan mengalami bengkak secara keseluruhan di sebut ascites dan yang tidak kalah pentingnya adalah pasien sering mengalami muntah darah yang berulang .
Dan ironisnya lagi kerap semua gambaran itu akan mendapat penangana yang sederhana dan perkembangan penyakit pasien akan berlanjut hingga kematian . kelainan ini di anggap sudah perjalanannya yang mesti dilewati tahap demi tahap dan sulit di hentikan. Dimana pilihan-pilihan penanganan saat itu sungguh sedikit dan sangat sederhana . kalau kita katakan adalah lebih kepada simptom atau keluhan dan gejala dan bukan kepada sumber dari penyakitnya. Seperti chirrhosis hepatis atau hepatoma di berikan therapi dengan obat-obat liver support seperti kurkuma atau kunyit , asciter di lakukan pemberian obat - obat lasix atau obat diuresis sehingga bengkaknya kempes dan muntah darah atau gastropathy yang dilakukan pemberian anti perdarahan seperti vit K atau adona atau obat - obat penghenti darah sejenis . Lalu selanjutnya di lakukan kumbah lambung denga Nacl fisiologis yang telah di dinginkan dan itu terus di lakukan hingga perdarahan berhenti dimana pasien tidak nyaman dan perdarahan akan berhenti diharapkan dengan adanya vasokonstriksi pembuluh darah akibat cairan dingin tsb .
Jika perdarahan tidak dapat berhenti yg bisa di lakukan adalah hanya melanjutkan tindakan - tindakan di atas tadi dan melakukan tranfusi darah whole blood tanpa ada choice atau pilihan - pilihan bijak yg lain. Panik dan kebingungan yang telah berulang-ulang memang membuat keadaan menjadi berjalan biasa dan kematian pada saat itu udah di anggap sesuatu proses alami yang merupakan akhir dari segala kejadian diatas. Tindakan pembedahan pada saat itu sungguh sangat jauh dari harapan dan belum ada yang dapat melakukan pada saat itu. Ketiadaan ahli bedah yg mumpuni dalam mengerjakan operasi di bidang vaskular saat itu membuat pasien spt ini tidak pernah sampai ke meja operasi.
Pada Saat ini seharusnya dengan perkembangan yang pesat dalam penanganan perdarahan pada kasus hipertensi posta dengan gejala gastropathy atau perdarahan massive maka kematian akibat perdarahan tentu menjadi sesuatu yang tidak lazim lagi dan tidak boleh terjadi , karena banyak modalitas dan fasilitas yang telah tersedia serta kemampuan tindakan minimal invasif secara endoskopi dan operasi terbuka di ruang bedah maka kematian akibat perdarahan yang tidak terdeteksi atau berlama-lama menjadi tidak baik dan tentu tidak boleh lagi standar penanganan yang baik dan disusun dengan tertib dengan SOP yang jelas sudah menjadi keharusan dan terbuka diranah umum sehingga diketahui dan dapat di bicarakan di segenap kalangan dan hukum.
Dalam kesempatan di blog ini kami mencoba sedikit megupas untuk pengenalan Bagi masyarakat awam atau kalangan medis tentang apa dan bagaiman keadaan yang di sebut hipertensi porta dan permasalahan - permasalahan yang menyertainya..
Anatomi
Adalah penting dan merupakan keharusan dalam mengenal hipertensi porta untuk suluruh pembaca dalam mengenal bagaimana bentuk , letak dan batasan-batasan tentang porta atau vena porta itu sendiri. konsep utamanya adalah pemahaman tentang anatomi .
Vena porta ini terletak di depan vena cava inferior dan berjalan di lateral dari leher kelenjar pancreas setentang vertebra L 2 merupakan gabungan dari 3 vena yaitu v spleen dan vena mesenterika superior dan inferior.
Panjang vena porta adalah 7-8 cm dan vena porta ini tidak ada katupnya . Dan berjalan di bawah omentum minor bagian belakang ke arah arteri hepatika komunis dan commond bile duct. Selanjutnya berjalan ke kanan dan kekiri atau di bawah hillus hepar.
Cabang-cabang utama dari vena porta adalah :
1 . Vena coronaria ( V gastrica )
2 . Vena Pyloric
3 . Vena Cystica
4 . Vena Pancreaticoduodenal
5 . Lig theres hepatis ( V umbilicalis )
6 . Lig venosum
Cabang - cabang kecil dari vena porta pada akhirnya akan membentuk pola arteri dan ujungnya mengalami pelebaran atau di latasi yang di sebut sinusoid . Selanjutnya mengalir ke sistem vena hepatika. Normal tekanan intra vena porta adalah 5-7 mmHg ( 8-12 cm H2O ) . Hipertensi porta terjadi pada tekanan vena porta > 12 mmHg.
Etiologi
I . Peningkatan tahanan aliran vena
A . Pre hepar .
1. Atresia atau stenosis bawaan.
2. Thrombosis pada v porta
3. Thrombosis pd vena splenica
4. Penekanan dari luar lumen oleh berbagai sebab spt Carsinoma , Tumor dll
B . Hepar.
1. Sirosis hati : Dimana terjadi sumbatan pada sinusoid dan post sinusoid
2. Fibrosis pada periportal bilharzial
Penyebab terjadinya hipertensi porta pada paska sirosis hepatis :
- Berkurangnya vaskuler bed akibat obliterasi , distorsi dan kompresi padasinusoid
- Penekanan pada dinding v porta dan v heepatika oleh proses
- Perkembangan multiple av shunt antara cabang-cabang a hepatika dan v porta.
C . Post Hepatik.
1. Budd-chiari syndroma ( thrombosis v hepatika ) dengan keluhan-keluhan ascites , hepatomegali dan
nyeri perut hebat.
2. Veno occlusive disease.
3. Penyakit jantung. yang meliputi constrictive pericarditis , valvular heart disease dan right heart failure.
II . Peningkatan aliran darah vena porta .
A . Adanya fistula arteri - vena porta
B . Peningkatan aliran spleen .
1. Banti's syndroma suatu penyakit pada hati sebagai akibat lanjutan dari penyakit di limfa , sirosis hepatis
atau kelainan hati lainnya.
2. Spleenomegali baik yang terjadi akibat tropical spleenomegali seperti infeksi malaria atau kelainan
- kelainan darah .
Gambaran klinis :
1 . Sistem kolateral porto sistemik
- Pada hipertensi portal , bentuk pembuluh darah adalah bulat dan gembung sehingga darah mengalir dari
sirkulasi portal.
- Jika vena porta normal maka akan terlihat kolaps
- Tempat 2 penting dan kolateral adalah pada :
a . Ujung bawah oesophagus : vena gastrik (portal ) , hemiazygot ( sistemic )
b . Disekitar umbilikus : Para umbilikal vein ( portal ) dan Sup & inf epigastric vein ( sistemik)
c . Bagian bawah rectum dan anal kanal : Sup vena rectal ( portal ) dan mid & inf vena rectal (
sistemik).
d . Dibelakang kolon : R & L Vena Colon ( portal ) dan R & L Vena Renal ( sistemik )
e . Retroperitoneum : Tributaris dari VMS dan VMI atau retzius ( portal ) dan vena Post Abd & sub
diafragma ( sistemik ).
2 . Splenomegali
- Sering di jumpai
- 80 % di ketahui penyebabnya
- Awalnya karena hiperplasia reticuloendothelial karena absorbsi dan toxin bilharsial
- Dengan progress dan hipertensi porta oleh karena sumbatan
3 . Sumbatan dari saluran cerna
Berupa gejala anorexia , dyspepsia , ganggren sal cerna dan gangguan absorbsi
4 . Perdarahan dari varises
5 . Asites
- Hipertensi portal saja tidak akan menyebabkan timbulnya asites
- Hiperalbuminemia < 3 gr 100 ml
- Retensi air dan garam sehingga akan meningkatkan kadar aldosteron dan oestrogen dan anti diuretik
hormon
- peningkatan transudat limfatik dari permukaan hati.
Pemeriksaan .
1 . Menilai laboratorium fungsi hati :
- Hipoalbuminemi : mesti di kenal bahwa tempat di lakukan sintesa albumin hanya di hati
- ALT dan AST biasanya meningkat sedikit
- PT : pemeriksaan ini adalah test fungsi hati yang paling sensitif
2 . Mendeteksi adanya varises pada oesophagus
- Endoskopi
- Barium swallow : dapat melihat varises pada 90 % kasus
- Dupplex scan : Dapat memperlihatkan dilatasi vena dan kolateral
3 . Mendeteksi kelainan pada limfa seperti pembesaran spleen
- Lab darah seperti anemia , leukopenia , thrombositopenia atau pancitopenia
- Pemeriksaan cairan sum-sum tulang berupa gambaran hipercullulariti
- Pemeriksaan radio isotop
4 . Mengetahui penyebab kelainan hati
- Test immunologi
- Biopsi hati
- child grade
Penanganan Hipertensi porta .
A . Keadaan emergensi berupa perdarahan aktif pada varises oesophagus
1 . Rujuk
2 . Resusitasi
3 . Koreksi coagulopathy
4 . Cegah encepalopathy
5 . enema
6 . laktulosa
7 . neomycin 0,5 gr / 4 jam
B . Sclerotherapy
1 . intra atau para variceal
2 . 1-3 ml sclerosan ( ethanol amin oleat)
3 . Sumbatan sal usus
4 . bisa beberapa tahap
5 . kontrol perdarahan 80-95 %
6 . mengalami perdarahan berulang kira-kira 50 %
7 . komplikasi 30 %
Komplikasi sklerotherapi
1. Lokal : - Ulkus , strikture , perforasi , nyeri retrosternal
2. sistemik : Demam , pneumonitis dan CNS disease
C . Endoskopic Binding
1 . mengikat vena yang melebar
2 . Jarang berulang
3 . Hasil sama dengan scleroterapi
4 . Komplikasi kecil di banding sclerotherapi
5 . menjadi pilihan pengobatan
D . Obat-obatan
1 . Vasopressin : menyebabkan vasokonstriksi dan sirkulasi splancnik , dosis 0,2 unit / kg BB dan di
larutkan dalam 200 ml D 5% diberikan selama 20 menit.
Kerugiannya : menyebabkan kolik abdomen dan diare , nyeri angina shg tdk berikan pada orang tua ,
menurunkan angka perdarahan pada 80 % kasus , mestidi berikan jangka panjang bersama glycerine.
2 . Somatostatin
3 . Beta blocker
E . Baloon Tamponade atau Sengstaken blackmore atau linton tube
- Balon di inflate 200 ml udara dan di tarik keatas untuk menekan bagian fundus lambung
- Jika perdarahan berlanjut , balon di oesophagus di inflate tek < 40 mmhg
Kerugiannya :
- Tidak nyaman untuk pasien
- Pasien sulit menelan ludah
- Cenderung menyebabkan ulkus atau penyempitan pada oesophagus.
- Saat deflate re bleeding kira-kira 60-80 %
- Hanya digunakan untuk sementara waktu.
Emergensi Surgery .
1 . Kondisi umum baik dapat dilakuka pilihan operasi spleenektomi , ligasi porto azygos dan stapler
oesophagus.
2 . Jika kondisi jelek , cukup dilakukan stapler oesopagus.
3 . TIPSS ( Trans jugular Intra hepatic porto sistemic shunt )
Indikasi : Perdarahan berulang , sebelum transplantasi , child C , asites berulang , perforasi pada
kapsul hati berupa perdarahan masif.
Treatmen pasien dengan riwayat perdarahan pada varises oesophagus :
1 . Sklerotarapi berulang sampai varisesnya hilang.
2 . Operasi elektif : operasi terbuka untuk membuat shunt tujuan untuk menurunkan tek dengan shunting.
Pilihan-pilihan operasi shunt pada hipertensi portal :
1 . Porto caval shunt , bisa di lakukan secara end to side atau side to side , sangat efektif , namun
mempunyai kelemahan seperti meningkatkan gangguan fungsi hati dan cenderung jd hepatic encepalopathi
30-50 %.
2 . Proximal Spleno renal shunt
Indikasi jika :
- Vena porta mengalami thrombosis atau jika spleenectomy adalah indikasi ok adanya hyperspleenism .
- Insiden encepalopathy menurun dibanding
- tidak efektif untuk mencegah perdarahan berulang.
- Diameter v spleenika < 1 cm akan sering mengalami thrombus.
3 . Mesocaval ( Diapanas ) shunt.
4 . Selectif shunt ( warrent shunt )
5 . Porta azygos disconection ( Hassab khairy operations
6 . Liver transplant ( transplantasi hati )
- Indikasi : gagal hati dan bukan perdarahan varises
- 24 % di USA meninggal ok waiting list.
Saat melakukan operasi spleeno renal shunt pada pasien div bedah vaskular RSCM
Dan ironisnya lagi kerap semua gambaran itu akan mendapat penangana yang sederhana dan perkembangan penyakit pasien akan berlanjut hingga kematian . kelainan ini di anggap sudah perjalanannya yang mesti dilewati tahap demi tahap dan sulit di hentikan. Dimana pilihan-pilihan penanganan saat itu sungguh sedikit dan sangat sederhana . kalau kita katakan adalah lebih kepada simptom atau keluhan dan gejala dan bukan kepada sumber dari penyakitnya. Seperti chirrhosis hepatis atau hepatoma di berikan therapi dengan obat-obat liver support seperti kurkuma atau kunyit , asciter di lakukan pemberian obat - obat lasix atau obat diuresis sehingga bengkaknya kempes dan muntah darah atau gastropathy yang dilakukan pemberian anti perdarahan seperti vit K atau adona atau obat - obat penghenti darah sejenis . Lalu selanjutnya di lakukan kumbah lambung denga Nacl fisiologis yang telah di dinginkan dan itu terus di lakukan hingga perdarahan berhenti dimana pasien tidak nyaman dan perdarahan akan berhenti diharapkan dengan adanya vasokonstriksi pembuluh darah akibat cairan dingin tsb .
Jika perdarahan tidak dapat berhenti yg bisa di lakukan adalah hanya melanjutkan tindakan - tindakan di atas tadi dan melakukan tranfusi darah whole blood tanpa ada choice atau pilihan - pilihan bijak yg lain. Panik dan kebingungan yang telah berulang-ulang memang membuat keadaan menjadi berjalan biasa dan kematian pada saat itu udah di anggap sesuatu proses alami yang merupakan akhir dari segala kejadian diatas. Tindakan pembedahan pada saat itu sungguh sangat jauh dari harapan dan belum ada yang dapat melakukan pada saat itu. Ketiadaan ahli bedah yg mumpuni dalam mengerjakan operasi di bidang vaskular saat itu membuat pasien spt ini tidak pernah sampai ke meja operasi.
Pada Saat ini seharusnya dengan perkembangan yang pesat dalam penanganan perdarahan pada kasus hipertensi posta dengan gejala gastropathy atau perdarahan massive maka kematian akibat perdarahan tentu menjadi sesuatu yang tidak lazim lagi dan tidak boleh terjadi , karena banyak modalitas dan fasilitas yang telah tersedia serta kemampuan tindakan minimal invasif secara endoskopi dan operasi terbuka di ruang bedah maka kematian akibat perdarahan yang tidak terdeteksi atau berlama-lama menjadi tidak baik dan tentu tidak boleh lagi standar penanganan yang baik dan disusun dengan tertib dengan SOP yang jelas sudah menjadi keharusan dan terbuka diranah umum sehingga diketahui dan dapat di bicarakan di segenap kalangan dan hukum.
Dalam kesempatan di blog ini kami mencoba sedikit megupas untuk pengenalan Bagi masyarakat awam atau kalangan medis tentang apa dan bagaiman keadaan yang di sebut hipertensi porta dan permasalahan - permasalahan yang menyertainya..
Anatomi
Adalah penting dan merupakan keharusan dalam mengenal hipertensi porta untuk suluruh pembaca dalam mengenal bagaimana bentuk , letak dan batasan-batasan tentang porta atau vena porta itu sendiri. konsep utamanya adalah pemahaman tentang anatomi .
Vena porta ini terletak di depan vena cava inferior dan berjalan di lateral dari leher kelenjar pancreas setentang vertebra L 2 merupakan gabungan dari 3 vena yaitu v spleen dan vena mesenterika superior dan inferior.
Panjang vena porta adalah 7-8 cm dan vena porta ini tidak ada katupnya . Dan berjalan di bawah omentum minor bagian belakang ke arah arteri hepatika komunis dan commond bile duct. Selanjutnya berjalan ke kanan dan kekiri atau di bawah hillus hepar.
Cabang-cabang utama dari vena porta adalah :
1 . Vena coronaria ( V gastrica )
2 . Vena Pyloric
3 . Vena Cystica
4 . Vena Pancreaticoduodenal
5 . Lig theres hepatis ( V umbilicalis )
6 . Lig venosum
Cabang - cabang kecil dari vena porta pada akhirnya akan membentuk pola arteri dan ujungnya mengalami pelebaran atau di latasi yang di sebut sinusoid . Selanjutnya mengalir ke sistem vena hepatika. Normal tekanan intra vena porta adalah 5-7 mmHg ( 8-12 cm H2O ) . Hipertensi porta terjadi pada tekanan vena porta > 12 mmHg.
Etiologi
I . Peningkatan tahanan aliran vena
A . Pre hepar .
1. Atresia atau stenosis bawaan.
2. Thrombosis pada v porta
3. Thrombosis pd vena splenica
4. Penekanan dari luar lumen oleh berbagai sebab spt Carsinoma , Tumor dll
B . Hepar.
1. Sirosis hati : Dimana terjadi sumbatan pada sinusoid dan post sinusoid
2. Fibrosis pada periportal bilharzial
Penyebab terjadinya hipertensi porta pada paska sirosis hepatis :
- Berkurangnya vaskuler bed akibat obliterasi , distorsi dan kompresi padasinusoid
- Penekanan pada dinding v porta dan v heepatika oleh proses
- Perkembangan multiple av shunt antara cabang-cabang a hepatika dan v porta.
C . Post Hepatik.
1. Budd-chiari syndroma ( thrombosis v hepatika ) dengan keluhan-keluhan ascites , hepatomegali dan
nyeri perut hebat.
2. Veno occlusive disease.
3. Penyakit jantung. yang meliputi constrictive pericarditis , valvular heart disease dan right heart failure.
II . Peningkatan aliran darah vena porta .
A . Adanya fistula arteri - vena porta
B . Peningkatan aliran spleen .
1. Banti's syndroma suatu penyakit pada hati sebagai akibat lanjutan dari penyakit di limfa , sirosis hepatis
atau kelainan hati lainnya.
2. Spleenomegali baik yang terjadi akibat tropical spleenomegali seperti infeksi malaria atau kelainan
- kelainan darah .
Gambaran klinis :
1 . Sistem kolateral porto sistemik
- Pada hipertensi portal , bentuk pembuluh darah adalah bulat dan gembung sehingga darah mengalir dari
sirkulasi portal.
- Jika vena porta normal maka akan terlihat kolaps
- Tempat 2 penting dan kolateral adalah pada :
a . Ujung bawah oesophagus : vena gastrik (portal ) , hemiazygot ( sistemic )
b . Disekitar umbilikus : Para umbilikal vein ( portal ) dan Sup & inf epigastric vein ( sistemik)
c . Bagian bawah rectum dan anal kanal : Sup vena rectal ( portal ) dan mid & inf vena rectal (
sistemik).
d . Dibelakang kolon : R & L Vena Colon ( portal ) dan R & L Vena Renal ( sistemik )
e . Retroperitoneum : Tributaris dari VMS dan VMI atau retzius ( portal ) dan vena Post Abd & sub
diafragma ( sistemik ).
2 . Splenomegali
- Sering di jumpai
- 80 % di ketahui penyebabnya
- Awalnya karena hiperplasia reticuloendothelial karena absorbsi dan toxin bilharsial
- Dengan progress dan hipertensi porta oleh karena sumbatan
3 . Sumbatan dari saluran cerna
Berupa gejala anorexia , dyspepsia , ganggren sal cerna dan gangguan absorbsi
4 . Perdarahan dari varises
5 . Asites
- Hipertensi portal saja tidak akan menyebabkan timbulnya asites
- Hiperalbuminemia < 3 gr 100 ml
- Retensi air dan garam sehingga akan meningkatkan kadar aldosteron dan oestrogen dan anti diuretik
hormon
- peningkatan transudat limfatik dari permukaan hati.
Pemeriksaan .
1 . Menilai laboratorium fungsi hati :
- Hipoalbuminemi : mesti di kenal bahwa tempat di lakukan sintesa albumin hanya di hati
- ALT dan AST biasanya meningkat sedikit
- PT : pemeriksaan ini adalah test fungsi hati yang paling sensitif
2 . Mendeteksi adanya varises pada oesophagus
- Endoskopi
- Barium swallow : dapat melihat varises pada 90 % kasus
- Dupplex scan : Dapat memperlihatkan dilatasi vena dan kolateral
3 . Mendeteksi kelainan pada limfa seperti pembesaran spleen
- Lab darah seperti anemia , leukopenia , thrombositopenia atau pancitopenia
- Pemeriksaan cairan sum-sum tulang berupa gambaran hipercullulariti
- Pemeriksaan radio isotop
4 . Mengetahui penyebab kelainan hati
- Test immunologi
- Biopsi hati
- child grade
Penanganan Hipertensi porta .
A . Keadaan emergensi berupa perdarahan aktif pada varises oesophagus
1 . Rujuk
2 . Resusitasi
3 . Koreksi coagulopathy
4 . Cegah encepalopathy
5 . enema
6 . laktulosa
7 . neomycin 0,5 gr / 4 jam
B . Sclerotherapy
1 . intra atau para variceal
2 . 1-3 ml sclerosan ( ethanol amin oleat)
3 . Sumbatan sal usus
4 . bisa beberapa tahap
5 . kontrol perdarahan 80-95 %
6 . mengalami perdarahan berulang kira-kira 50 %
7 . komplikasi 30 %
Komplikasi sklerotherapi
1. Lokal : - Ulkus , strikture , perforasi , nyeri retrosternal
2. sistemik : Demam , pneumonitis dan CNS disease
C . Endoskopic Binding
1 . mengikat vena yang melebar
2 . Jarang berulang
3 . Hasil sama dengan scleroterapi
4 . Komplikasi kecil di banding sclerotherapi
5 . menjadi pilihan pengobatan
D . Obat-obatan
1 . Vasopressin : menyebabkan vasokonstriksi dan sirkulasi splancnik , dosis 0,2 unit / kg BB dan di
larutkan dalam 200 ml D 5% diberikan selama 20 menit.
Kerugiannya : menyebabkan kolik abdomen dan diare , nyeri angina shg tdk berikan pada orang tua ,
menurunkan angka perdarahan pada 80 % kasus , mestidi berikan jangka panjang bersama glycerine.
2 . Somatostatin
3 . Beta blocker
E . Baloon Tamponade atau Sengstaken blackmore atau linton tube
- Balon di inflate 200 ml udara dan di tarik keatas untuk menekan bagian fundus lambung
- Jika perdarahan berlanjut , balon di oesophagus di inflate tek < 40 mmhg
Kerugiannya :
- Tidak nyaman untuk pasien
- Pasien sulit menelan ludah
- Cenderung menyebabkan ulkus atau penyempitan pada oesophagus.
- Saat deflate re bleeding kira-kira 60-80 %
- Hanya digunakan untuk sementara waktu.
Emergensi Surgery .
1 . Kondisi umum baik dapat dilakuka pilihan operasi spleenektomi , ligasi porto azygos dan stapler
oesophagus.
2 . Jika kondisi jelek , cukup dilakukan stapler oesopagus.
3 . TIPSS ( Trans jugular Intra hepatic porto sistemic shunt )
Indikasi : Perdarahan berulang , sebelum transplantasi , child C , asites berulang , perforasi pada
kapsul hati berupa perdarahan masif.
Treatmen pasien dengan riwayat perdarahan pada varises oesophagus :
1 . Sklerotarapi berulang sampai varisesnya hilang.
2 . Operasi elektif : operasi terbuka untuk membuat shunt tujuan untuk menurunkan tek dengan shunting.
Pilihan-pilihan operasi shunt pada hipertensi portal :
1 . Porto caval shunt , bisa di lakukan secara end to side atau side to side , sangat efektif , namun
mempunyai kelemahan seperti meningkatkan gangguan fungsi hati dan cenderung jd hepatic encepalopathi
30-50 %.
2 . Proximal Spleno renal shunt
Indikasi jika :
- Vena porta mengalami thrombosis atau jika spleenectomy adalah indikasi ok adanya hyperspleenism .
- Insiden encepalopathy menurun dibanding
- tidak efektif untuk mencegah perdarahan berulang.
- Diameter v spleenika < 1 cm akan sering mengalami thrombus.
3 . Mesocaval ( Diapanas ) shunt.
4 . Selectif shunt ( warrent shunt )
5 . Porta azygos disconection ( Hassab khairy operations
6 . Liver transplant ( transplantasi hati )
- Indikasi : gagal hati dan bukan perdarahan varises
- 24 % di USA meninggal ok waiting list.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
leave a comment please..