Jumat, 26 Desember 2014

phlegmasia serulea dolans ( PCD ) : Suatu kasus yang sering terjadi akibat kelainan vena pada lapisan dalam ...

Ruang Praktek bedah - dokter ramzi spb | phlegmasia serulea dolan | Suatu keadaan emergensi pada tungkai bawah dengan gambaran tungkai mengalami bengkak , berwarna  keputihan , sangat nyeri dan dijumpai gambaran cyanotik dan kehitaman pada kulit yang bengkak yang terjadi sangat cepat. Jika terjadinya bengkak tanpa dijumpai adanya bagian yang kehitaman disebut phlegmasia alba dolans (PAD). PCD ini merupakan kelanjutan dari Deep Vein Thrombosis ( DVT) yg tidak mendapati penanganan dengan baik. Secara alami di lapangan sangat jarang dokter umum bahkan ahli bedah sendiri yang mumpuni atau dapat menegakkan diagnosa ini dengan benar. Cellulitis atau ganggren ulcer lebih menjadi pilihan diagnosa yg lazim di tegakkan sehingga penanganannya juga jadi ikut kacau .


PCD ini berkembang pesat ketika terjadi sumbatan trombus yang luas didalalm vena , venula dan kapiler yang selanjutnya akan berkembang menjadi iskemi arteri akut.Sedangkan sumbatan total pada vena besar tungkai saja hanya akan menyebabkan terjadinya PAD dan bukan PCD.

PCD terjadi ketika hampir semua pembuluh darah halus mengalami sumbatan dari aliran vena tungkai sehingga akan meningkatkan tekanan hidrostatik yg hebat pada kapiller  dengan keluarnya cairan dari kapiler dan terjadinya bengkak atau oedem pada rongga antar sel. Peninggian tekanan di jaringan dapat naik hingga 5 x lipat dari normal begitu juga plasma ikut keluar sehingga penderita bisa terlihat dalam keadaan shock.

Setelah periode 1-2 hari lebih dari 50 % pasien gangren vena ini akan berlanjut menjadi kerusakan arteri sekunder.Arteri kecil yang awalnya berkompromi dengan tekanan hidrostatik akan mengalami kollaps sesuai dengan pertambahan tekanan hydrostatis.. Ini jelas dapat menerangkan komplikasi jangka panjang dari ganggren vena yang sering di jumpai pada PCD yang tidak di tangani dengan baik. Arterial spasme juga disangkakan sebagai penyebab namun masih sedikit bukti yang menyokong premise ini.

PCD paling sering di jumpai pada usia hidup dekade ke 5 dan ke 6. Angka kejadian pada Laki-laki dan wanita adalah sama. Sedangkan tungkai kiri terkena lebih sering hingga 3 x lipat tungkai kanan. Kulit daerah yang terlibat sering terlihat bullae dan terlihat juga gambaran kulit berwarna ungu kehitaman.

Pada beberapa kepustakaan dinyatakan bahwa pada kasus ini angka amputasi adalah 50 % dengan angka kematian mencapai 20 % , begitu juga pada ganggren vena ini insiden emboli paru berkisar 12-40 %.

Tindakan endovaskular seperti angiografi memiliki nilai diagnistik yang kecil , dimana hanya dapat digunakan untuk melihat adanya konstriksi arteri perifer yang jelas notabene sangat sulit untuk di nilai . Namun pemeriksaan ini sering di gunakan sebagai pamungkas jika di jumpai adanya keraguan pada kasus PCD atau venous gangren murni.


Penanganan penderita adalah emergensi dengan memperbaiki perfusi jaringan dengan melakukan resusitasi dengan cairan intra vena guna menangani syok hipovolemik. Pasien dirawat di rumah sakit dengan bed rest total dan elevasi dengan meninggikan tungkai yang bengkak. Ini bertujuan untung mengurai bengkak dan menurunkan tekanan antar sel di jaringan. Penggunaan bantal dapat di lakukan namun di nilai kurang cukup untuk suatu proses penurunan yg progresif. Pemberian heparin segera dengan kontrol ApTT adalah hal yang harus segera di lakukan.

Namun penatalaksanaan konservatif saja bukanlah terapi yang efektif pada PCD berat .khususnya pasien dengan manifestasi gangren , tindakan - tindakan defenitif tentu perlu dilakukan ...

keyword tag : Ruang praktek bedah - dokter ramzi spb , phlegmasia serulea dolan , PCD , phlegmasia alba dolan , penatalaksanaan DVT , terapi PCD , management phlegmasia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave a comment please..