Minggu, 12 Februari 2012

Tips dan trik jika orang terdekat anda di gigit anjing yang dicurigai rabies


Sangat sering di jumpai anak , suami , orang tua , cucu , tetangga dan lain-lain tiba-tiba di gigit anjing atau binatang lain seperti monyet ,kucing ,  kelelawar dan lain-lain . Sudah pasti kita semua akan panik dan resah akan nasib keluarga yang di gigit binatang tersebut sebab gigitan ini berpotensi menjadi penularan virus berbahaya dari mulut hewan tersebut melalui melalui ludah di hantarkan ke kulit korban yang digigit lewat luka .




Setelah masuk melalui luka maka virus akan mencari dan menetap pada jaringan syaraf penderita untuk selanjutnya akan berkembang biak dan menyebar secara perlahan melalui jaringan syaraf. Dalam perkembangannya virus ini akan menyebar dan mengumpul pada jaringan otak sebagai pusat persyarafan kita.

Itulah salah satu alasan kenapa makin jauh tempat gigitan binatang tersebut dari otak kita maka semakin lama pula masa inkubasi atau masa perkembangannya.Contoh jika digigit di kaki maka kemunculan gejala lebih lama dibandingkan dengan dengan luka pada tangan atau bahu.

 Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini.  Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama.



Apa yang harus anda lakukan ?

1. Pastikan Bahwa gigitan tersebut berpotensi rabies dengan menangkap dan mengurung binatang 
    penggigit.Jangan segera di bunuh .








2. Kenali ciri-ciri binatang pengidap rabies

     Pada hewan yang terinfeksi, gelaja yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan 
     peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ekor dilengkungkan di bawah perut.

     GEJALA awal Hewan Pembawa Rabies (HPR) yang terserang rabies kadang kadang tidak jelas, namun
     apabila diketahui riwayat gigitan, gejala yang muncul setelah gigitan (fase agitasi) antara lain terjadi
     perubahan tingah laku (dari jinak menjadi galak), liar (berani dengan orang, meskipun pemiliknya sendiri),
     tidak ingat jalan pulang (mengembara sampai puluhan kilometer).
     Fase berikutnya (fase exitasi) hewan menjadi agresif, galak, mengejar/menyerang semua benda yang
     bergerak (hewan lain/manusia), menggigit dan menelan benda yang tidak lazim (batu, kayu dll), terlihat
     keluar air liur yang sangat belebih (hypersalivasi), meraung raung, kadang kadang ekor terlihat
     menggantung, takut terhadap cahaya (photophobia), sehingga sering bersembunyi di tempat yang gelap
     (di bawah kolong meja dll) dan takut terhadap air (hydrophobia).
     Fase terakhir (fase paralisa) penyakit ini ditandai dengan kelumpuhan, kesulitan bernafas, kejang, koma
     dan terlihat hewan "masih galak" meskipun sudah lumpuh, dan diikuti kematian.










3. Melebarkan luka dan mencuci bekas gigitan dengan air sabun secara berulang-ulang.

    Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing, sigung,
    rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir
    selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin






4. Mendatangi Rumah sakit atau praktek dokter sesegera mungkin untuk mendapatkan serum anti rabies.

     Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus. Orang
     orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies akan diberikan suntikan globulin imun rabies yang
     dikombinasikan dengan vaksin. Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya
     disuntikan ke otot, biasanya di daerah pinggang. Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan.
     Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya virus rabies akibat bekas gigitan. Sisa suntikan
     diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau
     gatal pada tempat penyuntikan vaksin.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave a comment please..